Senin, 10 November 2008

TANTANGAN INDUSTRI KREATIF TERLETAK PADA SDM


JAKARTA-Industri kreatif diyakini mempunyai kontribusi yang signifikan untuk meningkatkan perekonomian bangsa. Saat ini, semua negara berusaha mengembangkan industri berbasis ekonomi kreatif. Bangsa Indonesia memiliki keragaman sosial kultural yang menjadi sumber inspirasi yang tidak pernah kering untuk mengembangkan industri kreatif. Industri kreatif dapat dijadikan sebagai industri andalan bangsa.

Direktur Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dir.P2M Ditjen Dikti) Depdiknas, Muhammad Munir, mengatakan, kreativitas akan semakin ditantang ke depan dengan adanya suatu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Negara-negara maju, kata dia, menjadikan industri kreatif sebagai industri andalan. "Marilah kita mulai sekarang mencari titik - titik industri kreatif yang bisa kita jadikan sebagai andalan bangsa ini," katanya saat memberikan sambutan pada Stadium General di Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang, pada 5 September 2008.

Hadir sebagai pembicara Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Presiden Komisaris Kompas Gramedia Group Jakob Oetama, Country Manager Intel Indonesia Budi Wahyu Jati, dan Managing Director PT. In Touch Integra Solusindo Kendro Hendra.

Munir mengatakan, kreativitas bukanlah sesuatu yang dimiliki oleh kalangan tertentu, tetapi kreativitas adalah sesuatu yang harus dipelajari dan dicari oleh semua orang. Kuncinya, kata dia, adalah melalui kegiatan riset dan kunjungan penelitian kepada masyarakat. "Kita tidak boleh puas akan apa yang sudah ada sekarang. Kita dituntut untuk senantiasa lebih dari yang ada sekarang," katanya.

Pada pendidikan tinggi, jelas Munir, terdapat fasilitas INHERENT sebagai sarana pembelajaran jarak jauh berbasis multimedia yang melayani interkoneksi antar perguruan tinggi satu dengan perguruan tinggi lain baik dalam maupun luar negeri. "Oleh karena itu, nantinya universitas kita tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga dikenal oleh dunia Internasional. Ilmuwan mancanegara akan berbondong - bondong datang ke sini untuk belajar tentang industri ini," katanya.

Mari mengatakan, industri kreatif mampu memberi sentuhan yang lebih kontekstual dengan kehidupan di era modern. Menurut dia, tinggal bagaimana caranya agar industri yang berbasis tradisional dan sosio kultural bisa menjadi basis ekonomi kreatif. "Di pasar internasional sebanyak 50 persen dari belanja masyarakat di negara maju adalah produk industri kreatif," katanya.

Lebih lanjut Mari mengatakan, peranan pola pikir kreatif adalah bahwa tuntutan atas intensifikasi imajinasi dan kreativitas pada kegiatan ekonomi, bisnis, dan pendidikan di masa depan akan semakin besar. Bukan saja produk kreatif yang menjadi bagian dari ekonomi kreatif, lanjut dia, tetapi bagaimana di bidang usaha - usaha yang lain. "Ekonomi kreatif sebetulnya harus menjadi bagian dari cara pandang kita untuk mengembangkan bisnis," ujarnya.

Adapun tantangan industri kreatif di Indonesia, kata Mari, adalah terletak pada sumber daya manusianya. Menurut dia, perlu ditanamkan pola pikir kreativitas di segala sisi kehidupan. Pendidikan tinggi, kata dia, perlu melakukan spesialisasi di bidang - bidang pendidikan industri kreatif, termasuk mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi kreatif. "Peran lembaga pendidikan sangat penting karena kita harus menanamkannya dari sedini mungkin," katanya.***

Sumber: Kompas

Tidak ada komentar: